Minggu, 14 Desember 2014

pesawat induk

Militer Amerika Menciptakan Kapal Induk Terbang ( mothership) - Ini seperti Hollywood sci-fi fantasi menciptakan kapal induk terbang yang dapat meluncurkan pesawat yang lebih kecil.Badan Penelitian Pentagon mengajukan permintaan untuk menciptakan kapal induk terbang, yang menjelaskan bagaimana sebuah pesawat kargo besar bisa melepaskan drone untuk memata-matai atau menyerang musuh dan kemudian kembali ke kapal induk terbang tersebut.

Konsep seperti ini terlihat seperti sebuah film yang taklama ini kita tonton. Dimana sebuah pesawat besar dapat mengeluarkan pesawat kecil lainnya untuk menyerang musuh dan target-target yang telah ditentukan. Konsep ini akan dikerjakan oleh Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA). 
Militer Amerika Menciptakan Kapal Induk Terbang ( mothership)
Militer Amerika Menciptakan Kapal Induk Terbang ( mothership)
Dalam konsep gambar dari DARPA, menunjukan sebuah pesawat kargo menyerupai C-130 merilis atau mengeluarkan satu skuadron pesawat tanpa awak yang terlihat mirip dengan Predator atau Reaper. Patt manajer untuk program DARPA mengatakan, bahwa mereka ingin menciptakan kapal induk di langit yang dapat merilis pesawat kecil dari pesawat yang lebih besar agar lebih efektif.

Ini bukan pertama kalinya militer Amerika telah berupaya untuk membuat pembawa pesawat di langit.Ternyata konsep pesawat sebagai kapal induk terbang bukan hanya diciptakan di masa ini. Sebelumnya sudah ada penelitian dan uji coba terhadap pesawat yang serupa untuk membawa pesawat kecil lainnya pada tahun 1920-an kata James Lewis, direktur Program Strategis Teknologi di Pusat Studi Strategis dan Internasional.

Pesawat yang dibangun oleh Angkatan Laut Amerika Serikat pada akhir tahun 1920, merupaka airships yang kaku namun bisa membawa skuadron pesawat kecil Sparrowhawk biplanes di dalamnya, dan pesawat kemudian akan terbang dari balon setelah diturunkan oleh perangkat trapeze. Biplan akan kembali dengan menempel ke kait di perut induk pesawat tersebut.

Angkatan Laut AS membangun dua airships pada saat itu, tapi keduanya mengalami kecelakaan di tahun 1930-an, yang menewaskan puluhan awak dan menghentikan percobaan pesawat mothership.

eagle jet

Pemerintah Indonesia melalui TNI Angkatan Udara sedang berupaya meningkatkan pengawasan wilayah udara Indonesia. Mulai hari Selasa (Desember 2014) sampai Jumat (5 Desember 2014), pelaksanaan Operasi Lintas Sakti dan juga latihan Angkasa Yudha 2014 yang fokuskan di Pangkalan TNI Angkatan Udara Balikpapan.

Hari Selasa ini jam 11.00 wita, enam unit pesawat tempur yaitu pesawat tempur T-50i Golden Eagle telah tiba di Baseops Lapapng Udara Balikpapan. Turut serta Komandan dari Skadron 15 yaitu Letkol Pnb Marda Sarjono dan juga Komandan Wing Udara 3 Kolonel Pnb Widyargo Ikoputra.

Pesawat Tempur T-50i Golden Eagle Indonesia Siap Beraksi
Pesawat Tempur T-50i Golden Eagle Indonesia Siap Beraksi

Kepada salah satu media yang hadir Komandan Lanud Balikpapan Kolonel Pnb Ir Tri Bowo Budi Santoso MM menjelaskan kepada Tribun, pada Senin (1 Desember 2014),  Bahwa operasi beserta latihan ini adalah rangkaian pengamanan kawasan udara Indonesia  yang mencangkup Balikpapan sampai ke Selat Makassar ke arah utara.
 
Pada latihan operasi dan latihan ini TNI AU menggunakan 6 pesawat tempur dari 16 pesawat tempur jenis T-50i Golden Eagle. Operasi ini karena kawasan wilayah Indonesia sering terjadi pelanggaran oleh pihak asing. Sehingga mengakibatkan meningkatnya potensi ancaman terhadap keamanan kawasan Indonesia. Seperti yang terjadi baru-baru ini dengan di turunkan secara paksa pesawat asing yang melintasi kawasan udara Indonesia tanpa izin.

 Dengan adanya operasi dan latihan ini TNI AU berupaya untuk menjaga kedaulatan Bangsa Indonesia dari Ancaman luar. 

Dalam latihan dan operasi yang dilakukan oleh TNI AU ini melakukan pengawasan udara yang diadakan selama 3 hari lebih untuk interoperability diantara pesawat tempur dengan radar, dan juga dengan ground controlled. Dengan situasi real interoperability-nya mengarah kepada unity of command.
 
Latihan dan operasi yang dilakukan TNI AU, melakukan latihan intercept (penyergapan) dan shadowing (membayangi) pesawat asing yang tertangkap radar. Dengan situasi real-nya bila pesawat asing tersebut tidak mau pergi, maka akan dilakukan tindakan paksa yaitu memaksa mendarat atau forcedown. tapi dalam latihan ini tidak ada force down.
 
http://www.detikmiliter.com/2014/12/pesawat-tempur-t-50i-golden-eagle.html

kekuatan militer indo vs negara tetangga

Berita Militer - Merdeka.com – Dalam waktu dekat, kemampuan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) akan bertambah dengan datangnya tiga jenis kapal selam kelas Chang Bogo. Kapal buatan Korea Selatan ini memiliki beberapa kecanggihan, dan mampu mendeteksi kapal-kapal asing yang mendekat. 
 
Dari penelusuran merdeka.com, Jumat (12/12), kapal selam jenis terbaru ini merupakan peningkatan dari tipe sejenis, yakni 209/1200. Kapal berbobot hingga 1.400 ton ini dilengkapi alat anti torpedo yang bernama Torpedo Acoustic Counter Measures (TACM).
Sebelumnya, Indonesia sudah lebih dulu memiliki dua kapal selam kelas Cakra. Keduanya ini sudah beroperasi sejak 1981.
Tak cuma Indonesia, negara-negara tetangga juga memiliki kapal selam. Malaysia misalnya, terdapat dua kapal selam kelas Perdana Menteri yang diimpor langsung dari Prancis. Keduanya adalah KD Tunku Abdul Rahman dan KD Tun Abdul Razak.
Sedangkan, Singapura memiliki dua jenis kapal selam, yakni kelas Challenger dan kelas Archer. Kedua kelas ini diimpor dari Swedia pada 1990-an dan yang terbaru dibeli pada tahun 2005.
Berikut perbandingan kekuatan kapal selam milik TNI AL dengan Malaysia dan Singapura yang dirangkum dari berbagai sumber:
Perbandingan kekuatan kapal selam TNI AL vs Malaysia & Singapura
Kapal Selam TNI AL.
1. Kapal selam TNI AL
Merdeka.com – TNI AL memiliki dua kapal selam, yakni KRI Cakra 401 dan KRI Nanggala 402. Kedua kapal ini menjadi andalan Indonesia dalam mengamankan wilayah lautnya dari serangan kapal asing yang masuk sdcara ilegal. Armada berwarna hitam ini merupakan armada pemukul dan bisa digunakan untuk berperang.
KRI Nanggala diciptakan oleh Howaldtswerke di Jerman Barat pada 1981. Kapal selam ini termasuk type 209/1300 yang banyak digunakan oleh pasukan angkatan laut sedunia.
KRI Nanggala 402 memiliki berat selam 1,395 ton, dengan dimensi panjang 59,5 meter x lebar 6,3 meter x tinggi 5,5 meter. Kapal selam ini menggunakan 4 mesin diesel elektrik, 1 shaft yang menghasilkan 4.600 SHP, sehingga sanggup berpacu di dalam air hingga kecepatan 21,5 knot.
Berbagai penugasan KRI Nanggala 402 di antaranya pernah terlibat dalam latihan bersama dengan US Navy, dengan nama sandi Coorperation Afloat Readiness and Training/CARAT-8/02 yang diadakan pada 27 Mei-3 Juni 2002 di perairan Laut Jawa, dan Selat Bali.
Keunggulan KRI Nanggala 402 yakni mampu menghindari deteksi serta menyerang secara senyap untuk menghancurkan armada musuh. Alutsista ini pun dapat menyusup ke garis pertahanan dan memutuskan garis perhubungan laut lawan.
Selain Indonesia, kapal jenis ini juga dioperasikan 12 negara lainnya, yakni Brasil, Argentina, Cili, Kolombia, Ekuador, Yunani, India, Korea Selatan, Peru, Afrika Selatan, Turki dan Venezuela
Perbandingan kekuatan kapal selam TNI AL vs Malaysia & Singapura
Kapal selam Challenger-Class.
2. AL Singapura
Merdeka.com – Sejak 1995, AL Singapura memperkuat armada lautnya dengan sebuah kapal selam yang dibelinya dari Swedia, atau dulu dikenal Kelas Sjoormen. Kapal ini kemudian berganti nama menjadi kelas Challenger. Tak cukup, Singapura kembali membeli tiga kapal serupa pada 1997.
Pengalaman operasional di Laut Baltik membuat kapal selam ini harus dimodifikasi sedemikian rupa agar mampu beroperasi di laut tropis. Kapal ini memiliki panjang 51 meter dengan berat mencapai 1.200 ton, serta memuat 28 kru, dan dilengkapi empat lubang torpedo.
Untuk meningkatkan kemampuan lautnya, Singapura kembali mengimpor kapal jenis Archer yang dibeli dari Swedia pada 2005. Dua kapal terbaru ini dibuat yang diyakini bisa mengurangi kebisingan.
Kapal ini memiliki panjang 60,5 meter dan mampu memuat 28 kru. Kapal ini memiliki kecepatan hingga 15 knot meski memiliki bobot sampai 1.500 ton. Kapal ini juga dilengkapi sembilan lubang torpedo yang mampu menembak secara bersamaan.
Perbandingan kekuatan kapal selam TNI AL vs Malaysia & Singapura
Kapal selam Perdana Menteri-Class.
3. AL Malaysia
Merdeka.com – Dibadingkan dua negara tetangganya, Malaysia baru memiliki kapal selam pada 2007 lalu. Kapal selam ini dibeli dari Prancis dan diberi nama Tunku Abdul Rahman dan Tun Abdul Razak.
Kapal selam yang sebelumnya diberi nama Scorpene ini memiliki berat hingga 1.711 ton. Kapal ini dilengkapi dua mesin diesel berjenis 2 SEMT-Pielstick 12 PA4 200SM DS diesels, dan 1 Jeumont Industrie motor bertenaga 4.700 tenaga kuda.
Keduanya mampu melesat hingga 20,5 knot di dalam laut dan 12 di permukaan. Dengan kecepatan itu, Tunku Abdul Rahman dan Tun Abdul Razak mampu berjalan hingga 360 mil di dalam air serta 6.000 mil di permukaan.
iklan sponsor

hoverboard hendo working


Image: Hendo Hoverboards
Image: Hendo Hoverboards
This hoverboard looks like the real deal – unlike the recent fake hoverboard.  Although I’m not exactly sure how the Hendo Hoverboard works, I have a pretty good guess. Let’s look at electromagnetic repulsion physics that it might use.
If you read the description on the kickstarter page, it says:
“The magic behind the hoverboard lies in its four disc-shaped hover engines. These create a special magnetic field which literally pushes against itself, generating the lift which levitates our board off the ground.”
That “pushes against itself” makes me worried. You can’t make yourself fly by pulling up on your belt, can you?  No, you can’t. But there is a way that this could work.

Changing Magnetic Fields

Check out this simple experiment. Here I have a coil of wire connected to a galvanometer (which measures small electric currents). I also have a magnet. If I just hold this magnet inside the coil, nothing happens. Moving the magnet does something interesting.
Inducedcurrent
Image: Rhett Allain
A changing magnetic field induces a current in a conducting wire. Yes, that’s cool – but it’s also important. This physics principle behind many of the electric generators (but not all). The magnitude of this induced electric current depends on how fast the magnetic field is changing. Move the magnet faster and you get a larger current. Keep the magnet stationary and the magnetic field doesn’t change at all and you have zero current.
But now that there is an electric current in loop of wire, that induced current also makes a magnetic field. It turns out that this induced current makes a magnetic field that is in the opposite direction as the CHANGE in magnetic field due to the magnet. Yes. I know that is confusing. Maybe this diagram will help.
sketches_fall_14_key
If the magnet was moving to the right, the magnetic field due to the magnet (which I labeled Bm) would still be pointing to left, but it would be decreasing in magnitude at the location of the coil. This means that the induced current (and thus the magnetic field due to the loop) would be in the opposite direction as shown in the diagram. Yes, I know this is hard to picture.

Using an Electromagnet

Moving a magnet makes a changing magnetic field. But what about an electromagnet? If I replace the magnet in the diagram with a coil of wire, I can change the magnetic field without even moving coil. Just by changing the current in the one coil, I can induce a current in the other coil. I can continually change the magnetic field in the electromagnet by just having the current oscillate back and forth. It’s actually not that difficult.
Check this out. Here is a large coil of wire hooked straight into an AC outlet. Yes, you probably shouldn’t do this since you could really make something hot. The AC outlet oscillates the current in the wire and produces an oscillating magnetic field on the top. Above that, I have small copper plate. This is what happens when the current is on.
Em 1
Image: Rhett Allain
Boom. Electromagnetic repulsion.  The only difference for the hoverboard is coil of wire is on the top and the copper plate is on the bottom (as the conducting surface). Pretty cool and pretty simple. Ok, I’ll admit that it’s a little bit more complicated than that – but you get the idea. Of course, this is a small demonstration of electromagnetic repulsion. In this following video, Derek (from Veritasium) shows a MUCH bigger and more awesome demonstration of electromagnetic levitation.
The physics for levitation is all there. You just need to work on the engineering to get a hoverboard to work.

Looking at the Hendo Hoverboard

Does this hoverboard need a battery? Yes, it needs a battery. I assume that there is a battery in the board to run the 4 coils on the bottom. How much current to do you need to run through them? I have no idea. It might be fairly large.
I didn’t do a full exploration, but I did take a look at the power needed for my electromagnetic levitation demonstration. Using the Kill-a-Watt, I got about 75 Watts while the thing was hovering. Where does all this energy go? Well, a tiny fraction of it goes into increasing the gravitational potential energy of the disk. This is just a tiny bit. The rest of this 75 watts is lost through an increase in temperature of the wires. Oh, the wires in the coil get hot as well as the conducting surface.
So what kind of power does the Hendo need? I have no idea. I suspect that if they use some clever engineering they can get the power consumption to reasonable levels. If I had to guess (which apparently I do), I would say it’s probably in the 300 Watt range. Of course if they used superconductors, the power requirements would be minimal – except for the power needed to keep the superconductors cold (we don’t have room temperature superconductors yet).
What if you used a ferromagnetic surface instead of something like copper? In that case you would still induce a current in the material. However, you would also cause the magnetic domains in the ferromagnetic material to line up with the magnetic field from the electromagnet. This would cause an attraction between the two and it wouldn’t make the thing hover.
Ok, so the physics for this type of hoverboard seems possible. Looking at other sites talking about this online, I am fairly certain it’s real.  One last physics note: I’m really not sure if a hoverboard powered by electromagnetic repulsion would be frictionless.  I suspect there would be some type of electromagnetic drag as the coil moved over the metal surface – but I could be wrong.
Hendo also has these small developer kits called the Whitebox.  This Whitebox is a small box (and it’s white) with the same hover technology as the hoverboard.  It also has some type of propulsion system in it so that it can move around while hovering (over a conducting surface).  It looks pretty cool.  If Hendo wants to send me one of their little “The Whitebox” developer kits, I would be happy to test it out and give a report.


http://www.wired.com/2014/10/physics-hendo-hoverboard/

super konduktor



Di dunia ini hampir semua logam dapat tertarik oleh magnet, contohnya besi, baja, nikel, dll. Dan tahukah anda  bahwa logam dapat menahan daya tarik magnet ? logam yang satu ini memang bisa menahan magnet seperti sedang melayang baik magnet maupun logam itu sendiri tetapi pada suhu tertentu
 
 
Gambar 1 : logam super conduktor (bawah)



Itu adalah logam super conduktor, jika di lhat dari namanya, super adalah lebih dari yang lain sedangkan conduktor adalah salah satu sifat logam yang dapat menghantarkan listrik. Superkonduktivitas atau super konduktor ditemukan pada tanggal 8 April 1911 oleh Heike Kamerlingh Onnes, yang sedang belajar perlawanan merkuri padat pada suhu kriogenik menggunakan baru saja diproduksi helium cair sebagai pendingin. Pada suhu 4,2 K, ia mengamati bahwa perlawanan tiba-tiba menghilang. Dalam percobaan yang sama, ia juga mengamati transisi superfluida helium sebesar 2,2 K, tanpa mengenal maknanya. Yang tepat tanggal dan keadaan penemuan hanya direkonstruksi abad kemudian, ketika notebook Onnes itu ditemukan.  Dalam beberapa dekade berikutnya, superkonduktivitas diamati pada beberapa bahan lainnya. Pada tahun 1913, dia menemukan superconduct pada 7 K, dan pada tahun 1941 niobium nitrida ditemukan superconduct pada 16 K.
Superkonduktor adalah fenomena hambatan listrik bernilai nol dan pembelokan  medan magnet yang terjadi pada bahan-bahan tertentu ketika didinginkan di bawah temperatur kritis karakteristik.. Seperti ferromagnetism dan garis spektrum atom, superkonduktivitas adalah fenomena kuantum mekanik. Hal ini ditandai dengan efek Meissner, pengusiran lengkap garis medan magnet dari interior superkonduktor karena transisi ke wilayah superkonduktor. Terjadinya efek Meissner menunjukkan superkonduktivitas yang tidak dapat dipahami hanya sebagai idealisasi konduktivitas sempurna dalam fisika klasik

Gambar 2 : medan magnet akibat pembelokan dari logam superkonduktor


Para tahanan listrik dari konduktor logam menurun secara bertahap karena suhu diturunkan. Pada konduktor biasa, seperti tembaga atau perak. Dan hampir mendekati nol mutlak, contoh nyata konduktor normal yang menunjukkan beberapa perlawanan terhadap medan magnet. Dalam superkonduktor, perlawanan turun tiba-tiba menjadi nol ketika material didinginkan di bawah temperatur kritis. Arus listrik yang mengalir dalam loop kawat superkonduktor dapat bertahan tanpa batas waktu tanpa sumber listrik

Superkonduktor membutuhkan suhu yang sangat dingin, pada urutan 39 kelvin (minus 234 C, dikurangi 389 F) untuk superkonduktor konvensional. Kawat merkuri padat yang Kamerlingh Onnes digunakan suhu yang diperlukan di bawah 4,2 K (minus 269,0 C, dikurangi 452,1 F). Bahkan yang disebut superkonduktor suhu tinggi hanya bekerja sihir mereka di bawah 130 K (minus 143 C, dikurangi 225,7 F).

Kegunaan Logam Superconduktor Dalam Dunia Transportasi

Gambar 3 : kereta Yamanashi MLX01

Magnetik-levitasi adalah sebuah aplikasi di mana superkonduktor tampil sangat baik. Kendaraan transportasi seperti kereta api dapat dibuat untuk melayang  pada magnet superkonduktor yang kuat, hampir menghilangkan gesekan antara kereta api dan jalurnya. Tidak hanya akan elektromagnet konvensional membuang banyak energi listrik sebagai panas, mereka harus secara fisik jauh lebih besar dari magnet superkonduktor. Sebuah landmark untuk penggunaan komersial teknologi maglev terjadi pada tahun 1990 ketika memperoleh status sebuah proyek yang didanai secara nasional di Jepang. Menteri Transportasi resmi pembangunan Yamanashi Maglev Uji Jalur yang dibuka pada tanggal 3 April 1997. Pada bulan Desember 2003, uji kendaraan MLX01 mencapai kecepatan yang luar biasa dari 361 mph (581 kph).

      Meskipun teknologi kini telah terbukti, penggunaan yang lebih luas kendaraan maglev telah dibatasi oleh kekhawatiran politik dan lingkungan (medan magnet yang kuat dapat membuat bio-hazard). Pertama di dunia kereta api maglev untuk diadopsi ke layanan komersial, antar-jemput di Birmingham, Inggris, ditutup pada 1997 setelah beroperasi selama 11 tahun. Sebuah maglev Sino-Jerman saat ini beroperasi selama 30-km kursus di Bandara Internasional Pudong di Shanghai, Cina. AS berencana untuk menempatkan yang pertama (non-superkonduktor) Maglev kereta ke dalam operasi di kampus Virginia perguruan tinggi
 
 
http://werden-forscher.blogspot.com/2013/04/apa-itu-superkonduktor.html

tugas asl



I.           Pengertian Sistem Linier
Pada beberapa aplikasi pemrosesan sinyal kita berharap mendesain  suatu alat atau algoritma yang melakukan beberapa operasi tertentu pada sinyal, divais atau algoritma seperti itu dinamakan sistem. Secara lebih jelas  sistem dapat didefinisikan sebagai desain alat atau algoritma yang beroperasi pada sinyal (waktu) yang dinamakan masukan (input) atau eksitasi, menurut beberapa aturan yang terdefinisi dengan baik/jelas (biasanya berbentuk persamaan matematis), untuk menghasilkan sinyal (waktu) yang dinamakan keluaran (output) atau respons sistem.  Kita biasa katakan sinyal x(t) ditransformasikan oleh sistem menjadi y(t). Hubungan x(t) dan y(t) ditulis dengan :

y(t) º G [x(t)]                             (1.1)

dengan simbol G menunjukkan transformasi , atau pemrosesan dilakukan oleh sistam  pada x(t) untu menghasilkan y(t). Hubungan matematis x(t) dan y(t) ditunjukkan pada persamaan (1.2) dan digambarkan secara grafis pada gambar (1.1)


         sistem
 
 
                      x(t)                                         y(t)


Gambar 1.1 Blok  Diagram Sistem


Hubungan matematis x(t) dan y(t) :

                                       G
x(t)                                  y(t)                                           (1.2)



Sistem linier adalah sistem yang memenuhi hukum superposisi. Prinsip superposisi adalah respons sistem (keluaran) terhadap jumlah bobot sinyal akan sama dengan jumlah bobot yang sesuai dari respon (keluaran) sistem terhadap masing-masing sinyal masukan individual. Karena itu linieritas dapat didefinisikan sebagai berikut.
           
Teorema  :  Sistem adalah linier jika dan hanya jika

                   G[a1x1(t) + a2x2(t)] = a1 G[x1(t)] + a2 G[x2(t)]                          (1.3)
untuk setiap deret masukan x1(t) dan x2(t) yang berubah-ubah dan setiap konstanta a1 dan a2 yang berubah-ubah.
          Gambar 1.2 dibawah ini memberikan ilustrasi dari superposisi
  x1(t)
G
 
G
 
Oval: +
G
 
Oval: +                                                                                                                                                 a1                                                                                                                                                                                                                 y(t)                                                                                                                                                                                                                                                                                  x2(t)                                                                                                                                  a2                                                                                                                                                                                         x1(t)                                a1                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                       y’(t)                                                                                                                                                                                                                                                                                           x2(t)                                       a2                                                                                                                                                                                                                                 


Gambar  1.2 Tampilan Grafis Prinsip Superposisi,  G linier jika dan hanya jika y(t) = y’(t)
Sistem yang tidak memenuhi prinsip superposisi seperti diberikan pada definisi diatas, dinamakan sistem nol-linier.

II.       Sistem Waktu Diskrit
Penggambaran sistem waktu diskrit berkaitan dengan pengambilan sampel pada waktu-waktu tertentu dari sistem yang biasanya dengan notasi f[n]. Divais atau algoritma yang beroperasi pada sinyal waktu diskrit (masukan / eksitasi) untuk menghasilkan sinyal waktu diskrit lain (keluaran / respon system). Umumnya kita memandang sebuah sistem sebagai suatu operasi atau sekelompok operasi yang dilakukan pada sinyal keluaran y[n]. Kita katakan bahwa sinyal masukan x[n] untuk menghasilkan sinyal masukan x[n] yang ditransformasikan dengan sistem tersebut menjadi sinyal y[n], dan menyatakan hubungan umum antara x[n] dan y[n] sebagai :

y[n] =  G[x[n]]

Dengan symbol G menunjukkan transformasi (juga dinamakan operator), atau pemrosesan dilakukan dengan sistem pada x[n] untuk menghasilkan y[n].

y[n]  = T[x[n]] atau x[n] ----t----> y[n]

T : transformasi (operator), atau pemrosesan dilakukan dengan sistem pada x[n] untuk menghasilkan y[n].

Untuk sinyal diskret, nilai dari sinyal ada pada satuan waktu diskret n yang merupakan bilangan bulat, - ∞ < n < ∞.





                                  Gambar 1.0 Sistem Diskrit

Gambar diatas menunjukan sistem diskrit dengan masukan x(n) setelah melalui
proses dalam sistem maka keluaran sistem adalah y(n). Seperti halnya pada
karakteristik keluaran sistem kontinyu maka keluaran sistem diskrit y(n) dalam
penerapannya adalah sesuai dengan karakteristik keluaran yang diinginkan perancang
sistem.

III.    Sistem Waktu Kontinu

Pada sistem waktu kontinyu, masukan berupa isyarat waktu kontinyu dan akan dihasilkan keluaran yang merupakan isyarat waktu kontinyu pula. Isyarat masukan sistem waktu kontinyu biasanya dinotasikan dengan x(t), dan isyarat keluarannya dinotasikan dengan y(t). Hubungan masukan-keluaran dalam sistem waktu kontinyu akan dinotasikan dengan pernyataan:
x(t) y(t)
Hubungan ini juga dapat diperlihatkan dengan ilustrasi pada gambar 2.1.


Sinyal kontinyu adalah sinyal yang mempunyai nilai tak terputus dalam kawasan waktu. x(t) disebut sinyal kontinyu jika mempunyai nilai tak terrputus.


Gambar diatas menunjukan sistem kontinyu dengan masukan x(t) setelah melalui proses dalam sistem maka keluaran sistem adalah y(t). Karakteristik y(t) dalam penerapannya adalah sesuai dengan karakteristik keluaran yang diinginkan perancang sistem. x(t) dan y(t) mempunyai nilai yang kontinyu sepanjang waktu (t).
Daftar Pustaka

I.            Ir. Said Attamimi, M.T. :Sinyal dan Sistem, Universitas Mercu Buana, Jakarta.
II.          Bambang Apriyanto, S.T. :Diktat Kuliah Sistem Linier, Universitas Batam, Batam, 2007.
III.       Indah Susilawati, S.T., M.Eng. :Bab 2- Sistem, Universitas Mercu Buana, Yogyakarta, 2009.