I.
Pengelompokan
Bahan Elektrik
ISOLATOR
1. Bahan
Isolator
Bahan-bahan yang biasa digunakan dalam
pembuatan isolator
yaitu:polyester,resin,porselen,micaver(mika).
2.
Jenis Isolator
Isolator
untuk saluran transmisi diklasifikasikan menurut
penggunaan dan konstruksinya menjadi
:Isolator gantung (suspension),Isolator pasak (pin),Isolator batang panjang
(long-rod),Isolator pos-saluran (line post)
3.
Karakteristik Listrik Isolator
Karakteristik
listrik isolator dibagi menjadi : Tegangan lompatan api frekuensi rendah kering,Tegangan
lompatan api frekuensi rendah basah,Tegangan lompatan api impuls
4.
Perlengkapan Isolator
Yang
termasuk dalam kategori perlengkapan isolator adalah pasangan-pasangan logam
dan perlengkapan-perlengkapan lainnya untuk menghubungkan penghantar, isolator
dan tiang transmisi.
a) Pasangan
isolator
Pasangan isolator terbuat dari besi atau baja tempa
yang ukurannya disesuaikan dengan tegangan, jenis dan ukuran penghantar,
kekuatan mekanis serta konstruksi penopangnya. Dengan demikian dikenal baut-U,
klevis (clevis), link, mata (eye), ball and socket, dsb yang mudah
dihubunghubungkan atau dipertukarkan
b) Tanduk
Api
Untuk mencegah lompatan api (flashover) pada gandengan
isolator dipasang tanduk-tanduk api (arcing horns). Tanduk api dipasang pada
ujung kawat dan ujung tanah dari isolator, serta dibentuk sedemikian rupa
sehingga busur api tidak akan mengenai isolator disaat lompatan api terjadi.
c) Jepitan
Untuk penghantar dipakai pengapit gantungan
(suspension clamps) dan pengapit tarikan (tension clamps). Sedang untuk kawat
tanah dipakai pengapit sederhana. Pengapit-pengapit dipilih dengan
memperhatikan macam dan ukuran kawat,kuat tarik maksimum serta dibentuk
sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan kerusakan dan kelelahan karena
getaran (vibration) dan sudut andongan kawat.
KONDUKTOR
Bahan-bahan yang
biasa digunakan sebagai konduktor :
1. Logam
biasa, seperti : tembaga,alumunium dan besi
2. Logam campuran (alloy) yaitu logam dari tembaga
atau alumunium yang dicampur dengan jumlah tertentu dari logam jenis lain untuk
meningkatkan kekuatan mekanisnya
3. Logam
paduan (composite), yaitu dua atau lebih jenis logam yang dipadukan dengan cara
kompresi, peleburan (melting) atau pengelasan (welding)
A. Klasifikasi
Konduktor
Klasifikasi konduktor menurut bahannya :
1)
Kawat logam biasa, contoh : BCC (bare copper
conductor) dan AAC (all alumunium conductor)
2)
Kawat logam campuran(alloy), contoh : AAAC
(all alumunium alloy conductor)
3)
Kawat logam paduan(composite),contoh : kawat
baja berlapis tembaga (copper clad steel)
4)
Kawat lilit campuran(alloy), yaitu kawat
yang lilitannya terdiri dari dua jenis logam atau lebih. Contoh : ACSR
(alumunium conductor steel reinforced)
B. Klasifikasi
konduktor menurut konstruksinya:
1)
Kawat padat (solid wire) berpenampang bulat
2)
Kawat berlilit (stranded wire) terdiri
dari 7 sampai 61 kawat padat yang dililit menjadi satu Kawat berongga (hollow
conductor) adalah kawat berongga yang dibuat untuk mendapatkan diameter yang
besar
C. Klasifikasi
konduktor menurut isolasinya:
1)
Konduktor telanjang
2)
Konduktor berisolasi, contoh : kabel twisted
dan kabel NYY
D. Ada
dua jenis karakteristik konduktor, yaitu :
1)
Kekuatan mekanik, contoh : kekuatan tarik
2)
Kekuatan listrik, contoh : kekuatan arus
SEMIKONDUKTOR
Bahan pembentuk
semikonduktor :
1) Germanium
Konduktivitas tinggi Digunakan untuk dioda dan
transistor daya rendah dan sedang
2) Silikon
Konduktivitas lebih rendah dari Germanium Digunakan
untuk dioda dan transistor daya tinggi Ketahanan termal lebih tinggi daripada Germanium
3) Galium
Arsenide
Memiliki
sifat-sifat yang dapat diatur mengikuti sifat Germanium dan Silikon
Resistivitas
bahan Semikonduktor.
Struktur
kristal bahan semikonduktor
Resistivitas
Resistivitas
(ρ) adalah kemampuan suatu bahan untuk mengantarkan arus
listrik yang bergantung terhadap besarnya medan istrik dan kerapatan arus. Semakin
besar resistivitas suatu bahan maka semakin besar pula medan listrik yang
dibutuhkan untuk menimbulkan
sebuah kerapatan arus. Satuan untuk resistivitas adalah Ω.m.
Sebuah konduktor sempurna akan memiliki resistivitas sama dengan nol karena
semakin kecil nilai resistivitas suatu bahan maka semakin mudah bahan tersebut
menghantarkan arus listrik, Resistivitas sebuah bahan akan selalu sebanding
dengan suhu. Jika suhu bertambah maka ion-ion pada bahan akan bergetar dengan
amplitude yang makin besar. Hal ini menyebabkan terjadinya tumbukan elektron
sehingga menghalangi penyimpangan electron dan akhirnya menghalangi arus yang
melintas.
Tabel
Nilai Resistivitas Bahan Elektrik
II.
Konsep
Elektron Bebas dan Tak Bebas
Sifat
listrik bahan :
1.
Jika
elektron bergerak bebas, mudah terjadi arus listrik, maka dapat disebut sebagai
penghantar listrik (logam).
2.
Jika
bahan mudah membentuk kutub positif dan negatif, memiliki sifat dielektrik dapat
disebut sebagai konduktor ion positif/negatif [keramik].
3.
Jika
elektron terikat pada atom, tidak mudah terjadi arus listrik, dapat disebut sebagai
isolator atau non-konduktor.
III.
Pembawa Arus
Listrik Pada Bahan Semikonduktor
Aliran muatan listrik dalam bahan semikonduktor
terjadi jika ada elektron yang meloncat dari pita valensi ke pita konduksi.
Dalam pita valensi, elektron tidak dapat mengalir bebas dalam logam sehingga
mudah mengalir ketika diberi medan listrik. Dalam pita valensi, elektron tidak
dapat mengalir bebas meskipun diberikan medan listrik yang besar. Pada suhu
mendekati nol Kelvin tidak ada elektron yang sanggup meloncat dari pita valensi
ke pita konduksi sehingga semikonduktor bersifat isulator. Jika suhu dinaikkan
maka ada elektron dari pita valensi yang meloncat ke pita konduksi. Makin tinggi
suhu makin banyak elektron yang meloncat ke pita konduksi sehingga
konduktivitas semikonduktor makin besar.
Ketika
elektron meloncat ke pita konduksi maka pita valensi menjadi kekurangan
elektron. Lokasi yang ditinggalkan elektron seolah berperilaku sebagai partikel
bermuatan positif. Partikel ini dinamakan hole. Dalam bahan semikonduktor
murni, jumlah elektron yang meloncat ke pita konduksi persis sama dengan jumlah
hole yang terbentuk di pita valensi. Dengan demikian, jika ne adalah konsentrasi elektron pada pita konduksi dan nh adalah konsentrasi hole
pada pita valensi maka untuk semikonduktor murni terpenuhi:
ne = nh
Daftar Pustaka
I.
Firdaus, S.T., M.T. :Bahan Listrik,
Universitas Riau.
II.
Fiqih Tiara Kartika :Resistivitas-Konduktivitas.
III. Abdullah,
Mikrajuddin. Pengantar Fisika Statistik.
2009. Bandung:Penerbit ITB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar